Dalam dunia hematologi, analisis jumlah sel darah merah (eritrosit) merupakan salah satu pemeriksaan dasar yang sangat penting. Salah satu metode manual yang masih digunakan hingga kini adalah dengan bantuan reagen Hayem. Reagen ini berfungsi sebagai larutan pengencer sekaligus menjaga kestabilan sel darah merah agar tidak menggumpal saat dihitung menggunakan mikroskop dan kamar hitung (hemocytometer). Dengan kata lain, reagen ini menjadi “senjata utama” bagi teknisi laboratorium untuk memastikan hasil pemeriksaan tetap akurat meskipun dilakukan secara manual.
Komposisi dan Fungsi Reagen Hayem
Agar bisa menjalankan perannya dengan baik, reagen Hayem memiliki beberapa komponen utama, yaitu:
-
Merkuri Klorida (HgCl₂)
Berfungsi sebagai antiseptik dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam larutan. Namun, senyawa ini bersifat toksik sehingga penggunaannya harus hati-hati. -
Natrium Sulfat (Na₂SO₄)
Menjaga tekanan osmotik larutan agar sesuai dengan kondisi fisiologis sel darah merah. Hal ini penting untuk mencegah eritrosit pecah (hemolisis). -
Natrium Klorida (NaCl)
Berfungsi menyeimbangkan kadar ion sehingga menjaga kestabilan bentuk eritrosit selama proses penghitungan.
Kombinasi ketiga komponen ini menjadikan reagen Hayem efektif dalam mempertahankan kondisi sel darah merah, sehingga hasil perhitungan dapat dipercaya.
Prosedur Sederhana Menggunakan Reagen Hayem
Penggunaan reagen Hayem relatif mudah dan praktis. Berikut langkah-langkah umumnya:
-
Pengambilan Sampel Darah
Darah kapiler atau vena diambil dengan metode standar laboratorium. -
Pengenceran dengan Reagen Hayem
Sampel darah dicampur dengan reagen Hayem dalam perbandingan tertentu (misalnya 1:200) agar jumlah eritrosit dapat dihitung dengan jelas. -
Pengisian Kamar Hitung (Hemocytometer)
Larutan yang sudah diencerkan diteteskan ke dalam kamar hitung khusus yang memiliki grid untuk membantu perhitungan. -
Penghitungan di Bawah Mikroskop
Sel darah merah yang tampak di grid dihitung sesuai prosedur, lalu hasilnya dikalikan dengan faktor pengenceran untuk mendapatkan jumlah eritrosit per mm³ darah.
Metode ini memang manual, tetapi hingga kini tetap menjadi salah satu cara klasik yang diajarkan dalam praktikum hematologi.
Keunggulan dan Kelemahan Reagen Hayem
✅ Keunggulan:
-
Harga Terjangkau – Mudah didapatkan dengan biaya relatif murah.
-
Efektif – Menjaga eritrosit tetap utuh dan tidak menggumpal.
-
Digunakan Secara Luas – Menjadi standar klasik dalam praktikum laboratorium kesehatan.
❌ Kelemahan:
-
Mengandung Merkuri – Bersifat toksik sehingga berpotensi mencemari lingkungan jika tidak dibuang sesuai prosedur.
-
Risiko Kontaminasi – Karena digunakan dalam metode manual, risiko kesalahan teknis bisa lebih tinggi dibandingkan metode otomatis.
-
Tidak Praktis untuk Skala Besar – Membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan mesin hematology analyzer modern.
👉 Pahami juga metode uji pangan lewat Uji Makanan Reagen.
👉 Untuk mendeteksi zat berbahaya pada makanan, simak Reagen Formalin.
👉 Ketahui pentingnya uji laboratorium medis lewat Reagen Kolesterol.
Kesimpulan
Reagen Hayem tetap menjadi pilihan penting dalam dunia hematologi, khususnya untuk pembelajaran dasar dan analisis manual. Meskipun memiliki keterbatasan seperti kandungan merkuri dan proses manual yang lebih memakan waktu, keunggulannya dalam menjaga stabilitas eritrosit membuatnya masih relevan digunakan hingga kini.
Bagi teknisi laboratorium maupun mahasiswa kesehatan, memahami fungsi dan cara penggunaan reagen Hayem bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga bagian dari dasar-dasar ilmu hematologi yang sangat berharga.