Kanker saluran cerna, seperti kanker lambung dan usus besar, sering kali terlambat terdeteksi. Padahal, deteksi dini merupakan kunci utama untuk meningkatkan tingkat kesembuhan. Salah satu metode paling efektif yang digunakan para ahli medis adalah gastrointestinal endoscopy atau endoskopi saluran cerna.
Prosedur ini memungkinkan dokter untuk melihat langsung kondisi bagian dalam saluran pencernaan. Dengan begitu, dokter dapat mengidentifikasi kelainan, seperti polip atau tumor, sejak awal. Di bawah ini, kita akan membahas tujuh prosedur utama yang menggunakan gastrointestinal endoscopy untuk deteksi dini kanker.
1. Gastrointestinal Endoscopy (Endoskopi Lambung)
Prosedur ini memeriksa bagian atas saluran cerna, termasuk kerongkongan, lambung, dan bagian awal usus halus (duodenum). Dokter memasukkan alat fleksibel tipis (endoskop) melalui mulut pasien. Gastroskopi sangat penting untuk mendeteksi ulkus, peradangan, dan perubahan sel yang berpotensi menjadi kanker lambung.
2. Kolonoskopi (Endoskopi Usus Besar)
Kolonoskopi adalah prosedur standar emas untuk mendeteksi kanker usus besar. Alat endoskop dimasukkan melalui anus untuk memeriksa seluruh usus besar dan rektum. Prosedur ini memungkinkan dokter menemukan dan mengangkat polip pra-kanker sebelum berkembang menjadi kanker. Tingkat keberhasilan deteksi polip melalui kolonoskopi sangat tinggi, mencapai lebih dari 95%.
3. Endoskopi Kapsul
Untuk memeriksa area usus halus yang sulit dijangkau, endoskopi kapsul adalah solusinya. Pasien menelan kapsul kecil seukuran pil yang dilengkapi kamera. Kapsul ini akan merekam ribuan gambar saat melewati saluran cerna. Gambar-gambar ini kemudian dianalisis oleh dokter untuk mencari kelainan.
4. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography)
ERCP adalah teknik khusus yang menggabungkan endoskopi dan sinar-X. Prosedur ini digunakan untuk mendiagnosis masalah pada saluran empedu dan pankreas. ERCP membantu mendeteksi penyumbatan atau tumor yang dapat mengindikasikan kanker pankreas atau saluran empedu.
5. EUS (Endoscopic Ultrasound)
EUS menggabungkan endoskopi dengan teknologi USG. Alat endoskop dilengkapi dengan probe ultrasound di ujungnya, memungkinkan dokter melihat lapisan dinding saluran cerna dan organ di sekitarnya. EUS sangat akurat untuk menentukan stadium kanker dan memeriksa kelenjar getah bening.
6. Double-Balloon dalam Gastrointestinal Endoscopy
Prosedur ini dirancang untuk memeriksa seluruh usus halus, terutama bagian tengah yang tidak dapat dijangkau oleh gastroskopi atau kolonoskopi. Alat endoskop memiliki dua balon yang mengembang dan mengempis untuk membantu pergerakannya. Ini efektif untuk menemukan penyebab perdarahan yang tidak diketahui atau tumor kecil.
7. Sigmoidoskopi
Mirip dengan kolonoskopi, namun sigmoidoskopi hanya memeriksa bagian bawah usus besar (sigmoid) dan rektum. Prosedur ini lebih cepat dan sering digunakan sebagai skrining awal. Sigmoidoskopi dapat mendeteksi polip atau kanker di area tersebut.
Mengapa Prosedur Gastrointestinal Endoscopy Aman dan Akurat?
Gastrointestinal endoscopy adalah prosedur yang sangat aman jika dilakukan oleh dokter spesialis berpengalaman. Risiko komplikasi sangat rendah. Selain itu, akurasi tinggi dari endoskopi membuatnya menjadi alat vital dalam deteksi dini. Prosedur ini tidak hanya menemukan kanker, tetapi juga mampu mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk analisis lebih lanjut. Hal ini memastikan diagnosis yang tepat dan penanganan yang cepat.
Kesimpulan
Gastrointestinal endoscopy memainkan peran krusial dalam melawan kanker saluran cerna. Prosedur ini memberikan kemampuan luar biasa bagi para dokter untuk mendeteksi masalah sejak tahap paling awal, ketika pengobatan masih sangat efektif. Jika Anda memiliki riwayat keluarga kanker atau gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter. Mendiskusikan pilihan skrining adalah langkah proaktif yang dapat menyelamatkan hidup Anda.
Baca juga:
Endoscopy |
CCTV untuk Bisnis |
PC Desktop Gaming